Sekolah merupakan sarana untuk meningkatkan aspek intelektual, emosional, dan spiritual bagi peserta didik untuk meraih kesuksesan dalam pendidikan karakter. Hal ini berkaitan dengan aspek perilaku, sikap, cara, dan kualitas yang membedakan antarindividu satu dengan lainnya. Sekolah yang merupakan tempat atau sarana dalam upaya mencapai tujuan Pendidikan, haruslah mengedepankan kenyamanan, kesenangan dan kegembiraan. Namun, dalam kenyataannya, pendidikan saat ini sering kali menimbulkan tekanan dan kekhawatiran bagi peserta didik, guru, bahkan orang tua, karena secara masif cenderung lebih mementingkan hasil akhir dalam bentuk nilai angka (akademis). Beberapa aspek penting terabaikan, seperti olahraga (kinestesis), olah rasa (estetik), dan olah hati (etik/spiritual). Padahal pencapaian prestasi dari sisi akademik tidak sepenuhnya membantu dan menjamin peserta didik memiliki hard skill yang baik. Untuk membentuk insan yang terdidik, justru peserta didik perlu dibekali dengan keterampilan soft skill yang baik. Kesalahan terhadap tujuan utama pendidikan dalam jangka panjang akan memberi dampak negatif pada pembentukan karakter yang kurang baik pula, seperti tidak percaya diri, malas, tidak bertanggung jawab, berkurangnya etika dan anti sosial pada peserta didik.
Untuk mengatasi beberapa permasalahan di atas, dibutuhkan sebuah konsep yang mampu menjawab tantangan zaman, salah satunya dengan penciptaan ekosistem pendidikan ramah anak dan menyenangkan. Salah satu program Sekolah Pusat Keunggulan adalah Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM). Gerakan ini berupaya membangun kesadaran guru-guru, kepala sekolah, dan pemangku kebijakan pendidikan dalam merancang sekolah sebagai tempat yang menyenangkan untuk belajar. Gerakan ini dapat terlaksana dengan maksimal apabila terjalin kerja sama yang kuat antara guru, peserta didik, serta orang tua. Melalui tiga komponen tersebut, GSM diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk membangun lingkungan pembelajaran yang menyenangkan dan efektif.
Konsep transformasi melalui penciptaan lingkungan belajar yang menyenangkan menjadi prinsip GSM yaitu learning environment (lingkungan belajar yang nyaman), pedagogical practice (model pembelajaran yang praktis), character development (pembentukan karakter), dan school connectednes (keterlibatan semua pihak terkait). Keempat prinsip tersebut memberikan ruang bagi aktivitas fisik maupun emosi. Peserta didik dapat merasakan interaksi yang positif dengan tumbuhnya rasa saling menghargai dalam setiap aktivitas. Konsep ini bertujuan untuk mempromosikan pendidikan berkualitas bagi semua kalangan dan berupaya memenuhi hak-hak peserta didik dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggungjawab.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, perlu disusun sebuah Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) agar SMK Negeri 1 Ngablak menjadi sekolah yang mampu memberi ruang otonomi lahirnya berbagai keunikan sehingga potensi/talenta peserta didik dapat berkembang menjadi dirinya sendiri, sesuai versi terbaik mereka yang memiliki budaya belajar yang kritis, kreatif, mandiri, dan menyenangkan sehingga mereka lebih siap menghadapi berbagai tantangan perubahan yang tidak menentu.
Sebagai langkah awal dalam pelaksanaan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), SMK Negeri 1 Ngablak melaksanakan kegiatan workshop pada tanggal 30 Oktober 2021 yang diprakarsai oleh Kepala SMK Negeri 1 Ngablak dengan membentuk Tim Pengembangan GSM yang terdiri atas Tim dari Wakasek bidang Humas, Wakasek bidang Kesiswaan dan Guru BK (Bimbingan dan Konseling). Peserta kegiatan workshop ini melibatkan semua tenaga pendidik dan kependidikan di lingkungan SMK Negeri 1 Ngablak. Adapun tujuan workshop ini adalah untuk menyamakan persepsi semua warga sekolah mengenai pelaksanaan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dalam rangka meningkatkan kualitas peserta didik yang mampu berkembang sesuai dengan potensinya, kualitas lulusan, dan kualitas pendidikan pada umumnya. Kegiatan workshop ini diharapkan dapat membuka pola pikir pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan SMK Negeri 1 Ngablak. Sehingga diharapkan dapat mengubah dan memperbaiki cara mengajar, mendidik, dan memperlakukan peserta didik dengan cara yang lebih kreatif, inovatif, dan menyenangkan.